Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Calon Guru Penggerak Wajib Tahu Nilai-nilai Yang Harus Dimiliki Oleh Guru Penggerak

Untuk Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak (CGP) berikut nilai-nilai guru penggerak yang wajib kita tahu.

Berpihak Pada Murid

Menjadi guru yang berpihak pada murid bukan hanya sekedar profesi, melainkan sebuah panggilan hati yang mendalam. Seorang guru yang benar-benar berpihak pada muridnya adalah mereka yang mampu melihat setiap siswa tidak hanya sebagai angka atau nama dalam daftar hadir, tetapi sebagai individu yang unik dengan potensi dan tantangan masing-masing. Guru seperti ini memahami bahwa setiap murid memiliki kecepatan belajar yang berbeda, minat yang beragam, dan latar belakang yang tidak seragam, sehingga pendekatan yang digunakan harus fleksibel dan adaptif.

Salah satu cara untuk menjadi guru yang berpihak pada murid adalah dengan menerapkan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Ini berarti guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa menemukan jawaban atas pertanyaan mereka sendiri, bukan hanya sekedar penyampai informasi. Dalam pendekatan ini, siswa diberi kebebasan untuk mengeksplorasi, berinovasi, dan membuat kesalahan, yang merupakan bagian penting dari proses belajar. Guru yang berpihak pada murid juga senantiasa mendorong kepercayaan diri siswa, menghargai usaha mereka, dan memberikan dukungan emosional serta akademik yang dibutuhkan.

Selain itu, komunikasi yang efektif antara guru dan murid sangat krusial. Guru harus terbuka terhadap masukan dan siap untuk beradaptasi dengan kebutuhan serta keinginan siswa. Pengakuan terhadap keberagaman dan inklusivitas dalam kelas juga menjadi kunci, dimana setiap siswa, tanpa memandang latar belakang atau kemampuan mereka, merasa dihargai dan diterima. Dengan mendekati murid-murid dengan empati, kesabaran, dan pemahaman, guru tidak hanya mengajar pelajaran yang tertera dalam buku, tetapi juga pelajaran kehidupan tentang kebaikan, rasa hormat, dan kebersamaan.

Menjadi Guru Yang Reflektif

Menjadi guru yang reflektif merupakan salah satu kunci utama dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Seorang guru reflektif selalu berusaha untuk melihat kembali proses pembelajaran yang telah dilakukan, mengevaluasi efektivitas metode pengajaran, dan membuat penyesuaian yang diperlukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini membutuhkan kesadaran diri yang tinggi dan kemauan untuk terus belajar dan berkembang.

Salah satu cara untuk menjadi guru yang reflektif adalah dengan melakukan refleksi diri secara teratur. Ini bisa dilakukan melalui pencatatan harian mengenai apa yang terjadi di dalam kelas, apa yang berhasil dan apa yang tidak, serta ide-ide untuk perbaikan di masa depan. Pencatatan ini tidak hanya membantu guru untuk mengingat detail kecil yang mungkin terlupakan, tetapi juga memungkinkan mereka untuk melacak perkembangan dan pertumbuhan profesional mereka sendiri seiring waktu.

Selain itu, guru yang reflektif juga terbuka terhadap umpan balik dari siswa dan rekan kerja. Mereka memahami bahwa pandangan dari berbagai perspektif dapat memberikan wawasan baru yang berharga dalam meningkatkan praktek pengajaran. Kerja sama dengan rekan guru untuk berbagi pengalaman dan strategi pengajaran juga sangat penting. Dengan demikian, menjadi guru yang reflektif tidak hanya tentang introspeksi diri, tetapi juga tentang interaksi dan kolaborasi dengan komunitas lebih luas untuk tujuan pembelajaran yang lebih efektif dan inovatif.

Mandiri

Menjadi guru yang mandiri merupakan sebuah perjalanan yang menantang namun sekaligus memuaskan. Guru yang mandiri adalah mereka yang mampu mengatur dan mengelola pembelajaran dengan sumber daya yang mereka miliki, serta terus mengembangkan diri dan metode pengajarannya untuk menyesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan zaman. Kemandirian seorang guru tidak hanya terbatas pada kemampuan mengajar di kelas, tetapi juga mencakup kemampuan untuk meningkatkan kompetensi pribadi dan profesionalnya secara berkelanjutan.

Salah satu kunci untuk menjadi guru yang mandiri adalah pengembangan profesional berkelanjutan. Ini bisa melalui berbagai cara, seperti mengikuti pelatihan dan seminar, bergabung dengan komunitas guru baik secara online maupun offline, serta membaca dan meneliti metode-metode pengajaran terbaru. Guru yang mandiri juga tidak ragu untuk mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran, memanfaatkan sumber daya yang tersedia di internet untuk memperkaya materi pengajaran dan menjadikan pembelajaran lebih interaktif dan menarik bagi siswa.

Kemandirian juga berarti memiliki keberanian dan kreativitas untuk mencoba pendekatan baru dalam mengajar. Ini mencakup merancang kurikulum yang inovatif, menciptakan materi ajar sendiri, dan bahkan mengadaptasi lingkungan belajar agar lebih mendukung metode pengajaran yang dipilih. Guru yang mandiri selalu mencari cara untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran, baik itu melalui refleksi pribadi maupun feedback dari siswa dan rekan kerja. Dengan demikian, guru yang mandiri bukan hanya berdampak positif pada dirinya sendiri, namun juga pada siswa dan lingkungan belajar secara keseluruhan.

Kolaboratif

Menjadi guru yang kolaboratif bukan hanya tentang mengajar di dalam kelas, melainkan juga tentang bagaimana membangun hubungan yang produktif dengan rekan kerja, siswa, dan komunitas. Kolaborasi dalam dunia pendidikan berarti bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama, dimana tujuan tersebut adalah meningkatkan kualitas pembelajaran bagi siswa. Dalam praktiknya, ini dapat mencakup berbagi sumber daya dan strategi pengajaran, merencanakan pelajaran bersama, hingga mendukung pengembangan profesional satu sama lain.

Salah satu kunci dari guru yang kolaboratif adalah komunikasi yang efektif. Komunikasi terbuka antara guru memungkinkan pertukaran ide dan pengetahuan yang dapat memperkaya pengalaman belajar siswa. Selain itu, mendengarkan dan menghargai pendapat orang lain merupakan aspek penting yang memfasilitasi kolaborasi yang sehat. Dengan bertukar feedback dan melakukan refleksi bersama, guru dapat terus mengembangkan metode pengajaran yang lebih efektif dan inklusif.

Adopsi teknologi juga memainkan peran penting dalam mendukung kolaborasi guru. Platform digital dan media sosial dapat digunakan sebagai alat untuk berbagi materi pembelajaran, merencanakan kegiatan bersama, dan bahkan sebagai medium pembelajaran siswa yang kolaboratif. Dengan memanfaatkan teknologi, guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang dinamis dan interaktif yang tidak hanya meningkatkan keterlibatan siswa tetapi juga memperkuat jaringan kolaborasi antar guru. Melalui kolaborasi, guru dapat berkontribusi pada lingkungan belajar yang lebih kreatif, inovatif, dan mendukung untuk semua siswa.

Inovatif

Menjadi guru yang inovatif merupakan suatu tuntutan di era pendidikan modern ini, di mana guru dituntut tidak hanya sekadar mengajar, tetapi juga mampu menginspirasi dan memotivasi siswa dengan cara-cara yang kreatif dan menarik. Inovasi dalam pengajaran bukanlah tentang penggunaan teknologi terbaru semata, melainkan bagaimana seorang guru dapat menciptakan pengalaman belajar yang menarik, relevan, dan menyenangkan bagi siswa.

Salah satu cara untuk menjadi guru yang inovatif adalah dengan selalu bersikap terbuka terhadap perubahan dan pengembangan diri. Guru harus terus menerus belajar, baik itu belajar teknologi baru, metodologi pengajaran terkini, atau bahkan memahami dinamika sosial dan budaya yang berubah. Mengadopsi pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa, seperti pembelajaran berbasis proyek atau pembelajaran tematik, dapat menjadi langkah awal yang baik. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan keterlibatan siswa, tetapi juga memungkinkan mereka untuk mengembangkan keterampilan abad ke-21 seperti berpikir kritis, kreativitas, dan kerja sama tim.

Selain itu, penggunaan teknologi dalam pembelajaran juga dapat menjadi alat yang ampuh untuk menciptakan pengalaman yang inovatif. Namun, penggunaan teknologi harus disesuaikan dengan kebutuhan dan konteks belajar siswa agar efektif. Guru yang inovatif juga seringkali menciptakan lingkungan belajar yang mendukung risiko dan kegagalan sebagai bagian dari proses pembelajaran, mendorong siswa untuk berani mencoba hal baru dan belajar dari kesalahan. Dengan demikian, menjadi guru yang inovatif tidak hanya tentang mengajar dengan cara yang berbeda, tetapi juga tentang menanamkan rasa ingin tahu, kemandirian, dan keberanian untuk terus belajar sepanjang hayat di hati siswa.

 

 

 

Post a Comment for "Calon Guru Penggerak Wajib Tahu Nilai-nilai Yang Harus Dimiliki Oleh Guru Penggerak"